Aku tidak tau, bagaimana cara kerja hati ini. Ia berdetak lalu tersenyum. Malam menjadi doa paling tenang saat sunyi bersembunyi dibalik jubah langit yang menutupi sinar mentari. Pagi menjadi jawaban hingga aku bertemu kamu kembali di laman sekolah. Dan izinkan aku mencintaimu sampai sore.

Aku tidak ingin terjebak dalam cinta. Lingkaran setan ini hanya membuahkan rasa sakit. Tidak ada dokter sebagai penyembuh, hanya ada masa lalu dalam ingatan. Ketakutan hal ini terulang, membuat aku berfikir kembali saat akan menaruh hati untuk kau rawat.

Awalnya hanya sekedar ingin bercerita tentang dia kepada sahabatku. Namun nahas, kita memiliki perasaan dan ambisi yang sama. Dan dia-sahabat lamaku-bercerita sebelum aku sempat mengatakan apa yang aku rasakan. Bedil itu telah menembus pertahanan, aku terkurung dalam pilihan yang sulit.

Perasaan ini kembali tersesat. Mereka bilang, "Cinta tidak harus memiliki". Kalimat itu terdengar menenangkan tapi bukan itu yang aku inginkan. Menjadi nahkoda di sebuah kapal yang bernama 'kita' adalah keinginanku hari ini. Tapi, kenyataannya alam liar membawa diri ini pergi jauh dari harapan besar yang aku doakan. Kini aku sendiri, menepi bersama sepi.

Ditengah hati yang sudah kembali mapan, ada saja kelakuan manusia. Ajakan pertemuan dari Zahra masuk melalui pesan WhatsApp milikku. Katanya, ada yang ingin disampaikan secara langsung dan harus menemuiku. Ia juga ingin mentraktir karena beberapa hari lalu Zahra baru saja memenangkan Perlombaan Cerdas Cermat. Iya, dia memang wanita yang cerdas.