Kita hidup dalam suatu dimensi yang bernama kehidupan. Namaku Adhi, lahir dari wanita cantik yang gemar membuat kue. Ialah ibuku. Tidak begitu paham rasanya hidup dalam ruang sempit yang disebut rahim, lalu dilahirkan bersama sejuta cinta yang telah dibangun hingga aku berdiri sekarang disini.

Hari-hari ku tumbuh menjadi remaja yang sekarang duduk di bangku SMA. Mereka bilang, masa ini adalah masa paling indah dari setiap jenjang pendidikan. Aku sepakat dengan mereka. Bukan karena persahabatan. Tapi, tentang cinta.

Menjalani rutinitas sebagai pelajar menjadi agenda membosankan di sekolah. Aku sadar semesta tidak berpihak pada kemalasan, tapi Ia tau bagaimana memberi kejutan dari setiap kejadian. Awan tidak selalu menjadi alasan mengapa langit menangis, mentari pun bukan sebab mengapa hutan terbakar. Tapi, aku ingin menjadi sebab kamu bisa tertawa.

Aku tidak tau, bagaimana cara kerja hati ini. Ia berdetak lalu tersenyum. Malam menjadi doa paling tenang saat sunyi bersembunyi dibalik jubah langit yang menutupi sinar mentari. Pagi menjadi jawaban hingga aku bertemu kamu kembali di laman sekolah. Dan izinkan aku mencintaimu sampai sore.