Ketiga yaitu ada/being adalah semua hal yang ada, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Seperti mimpi, perasaan, firasat, dan lain-lain itu termasuk ada. Konsep ada disini berbeda dengan realitas, dalam realitas asumsi mimpi, perasaan, firasat, dan lain-lain itu tidak termasuk ada karena perwujudan itu masih belum bisa dijelaskan secara detail melalui panca indra. Tetapi mereka (mimpi, perasaan, firasat, dan lain-lain) bisa termasuk ada dalam konesp ada/being karena mereka eksis, meskipun hanya eksis dalam pikiran mu. Kunci ada disini adalah harus ada eksistensinya karena itu merupakan premis (argument yang akan mendorong) bagi ada atau tidaknya sesuatu.
Keempat yaitu realitas adalah sesuatu yang benar-benar terjadi/ada dan sesuai dengan kebenaran. Seperti penjelasan saya sebelumnya realitas harus bisa di uji dengan panca indra dan pengujian ini wajib dilakukan sebelum memasuki tahap fenomena yang akan diuji lebih dalam melalui tahap ilmiah. Contoh: secara realita saya benar benar melihat dan mengamati siswa X merokok di pasar dengan mata kepala saya sendiri. Selain melihat, memakai kebenaran suatu realitas boleh dengan mendengar, meraba, mencium, dan merasakan.