Logika Definisi
Definisi dalam perspektif filsafat secara epistemologi
Pembahasan tulisan kali ini ada yang nyelip. Berhubung tulisan saya kemarin ada yang nanggung terpaksa saya selipkan disini yaitu pembahasan pedoman membuat definisi yang terakhir dan ditulisan ini atau lebih tepatnya tulisan saya yang ketujuh akan membahas kurang lebih memahami beberapa istilah-istilah. Oke sebelum masuk pembahasan dimohon bagi yang tertarik dengan seri Logika Definisi untuk membaca lengkap dari tulisan saya yang pertama sampai tulisan saya saat ini.
Pedoman membuat definisi keenam adalah membuat definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif atau bentuk penolakan. Biasanya definisi yang salah ini lumayan popular dan sangat menjengkelkan bagi saya. Contoh: kamu mendefinisikan benar "benar adalah sesuatu yang tidak salah" atau contoh lain kamu mendefinisikan miskin "miskin adalah keadaan yang tidak kaya" mau dibilang salah, ga salah salah amat, mau dibilang benar tapi masih ada yang janggal jadi bisa disebut kurang tepat bagi saya.

Saya ingatkan dulu untuk pembahasan istilah-istilah kamu harus memahami baik baik setiap penjelasan saya karena pembahasan ini lumayan berat untuk di pahami. Saya pun juga sedikit bingung bagaimana menjelaskan tentang istilah ini. Jadi di mohon perhatikan dan pahami baik baik. Oke kita masuk ke pembahasan istilah terdapat 12 pembahasan yaitu substansi dengan aksidensi, esensi dengan eksistensi, ada/being, realitas, fenomena, matter dengan form, arche, ide bawaan, dan aksiona.

Pertama substansi dengan aksidenasi. Substansi sendiri adalah sesuatu apabila ia terwujud diluar akal, ia tidak melekat pada sesuatu, namun jika melekat pada sesuatu itu bukanlah syarat dari kewujudannya dan substansi biasanya berlawanan dengan aksidensi. Lalu aksidensi adalah sesuatu jika mewujud diluar nalar akal, maka ia bergantung pada sesuatu. Gimana sudah langsung paham hanya dengan penjelasan tadi? Kalau tidak oke saya kasih contoh.

Pahami penjelasan saya "meja itu substansinya kayu, aksidennya berbentuk kotak" atau "tembok itu substansinya semen. Aksidennya berwarna hijau". Jadi kalau substansi hilang/tidak ada ya berarti barangnya hilang/tidak ada tetapi berbeda dengan aksidensi, jika aksidensinya hilang maka barang maupun substansinya tidak hilang. Seperti penjelasan tadi tembok kalau gaada semennya ya temboknya gaada tapi kalau warnanya bukan hijau ya itu tetap jadi tembok atau meja kalau gaada kayunya ya perwujudan meja itu gaada tetapi kalau bentuknya bukan kotak ya perwujudan meja itu tetap ada. Jadi intinya susbtansi itu watak atau unsur yang sebenarnya dari sesuatu sedangkan aksidensi itu melekat dan sangat bergantung pada substansi.

Kedua esensi dengan eksistensi. Esensi adalah segala sesuatu yang merupakan hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu. Lalu eksistensi adalah suatu keberadaan, perwujudan atau tampilan luar dari segala sesuatu. Sebenarnya terdapat dua aliran yang berbeda dan memperdebatkan esensi itu dibentuk oleh eksistensi atau eksistensi itu dibentuk oleh esensi. Kedua aliran itu adalah eksistensialis dan idealisme. Masih belum paham? Oke deh lanjut ke contoh.

Saya memberi contoh aliran eksistensialis. Pamahi baik-baik penjelasan saya "kalau kamu setiap hari bohong maka esensi mu itu pembohong" atau "kalau kamu rajin datang kuliah berarti esensi mu adalah orang yang rajin" tapi kalau semua itu kamu ganti dengan kamu tidak berbohong dan jarang datang kuliah maka esensi itu bisa berubah. Jadi esensi itu bisa berubah tergantung dengan eksistensi atau bisa dibilang esensi dibentuk oleh eksistensi.

Saya memberi contoh aliran idealisme. Pahami baik-baik penjelasan saya "kalau isi atau esensi mu itu orangnya cuek maka gaya mu sehari hari pasti cuek" atau "kalau hati, sifat atau esensi mu dendam sama dia, mau bagaimana pun kamu memandang dia pasti hanyalah kebencian yang akan muncul" tapi kalau semua esensi kamu ganti dengan kamu humoris dan penyabar maka eksistensi atau tampilan luar kamu bisa berubah, bisa dibilang eksistensi dibentuk oleh esensi.

Pembahasan istilah-istilah bagi saya merupakah pembahasan yang sulit jadi sekali lagi mohon maaf jika masih ada yang belum paham dan tulisan ketujuh sampai sini dulu pembahasanya. Di tulisan yang kedelapan mungkin atau bisa jadi adalah tulisan yang terakhir dan kalian mungkin ingin menyarankan pembahasan apa enaknya yang akan di bahas selanjutnya bisa kamu tulis lewat email saya dibawah ini!
Insyaallah nanti akan saya bahas di lain waktu.

Part 7
APRIL, 13 / 2020

Text author: Muhamfariz Mukhlistiqomah
Foto oleh : Road Trip with Raj on Unsplash | Luis Villasmil on Unsplash |
Clem Onojeghuo on Unsplash | Sincerely Media on Unsplash


© All Rights Reserved. Ntertainment & Dzign
e-mail us: ntertainmentdzign@gmail.com | emailbejo20@gmail.com
This site was made on Tilda — a website builder that helps to create a website without any code
Create a website