Filsafat Logika
Logika dalam perspektif filsafat secara epistemologi
Kembali lagi dengan saya untuk membahas Logika. Seri Logika part dua ini kurang lebih akan membahas hukum dasar logika yang terdapat empat macam yaitu: prinsip identitas, prinsip kontradiksi, prinsip tiada jalan tengah, dan prinsip cukup alasan. Yang terakhir (prinsip cukup alasan) adalah pembaruan hukum dasar logika oleh Leibnizz seorang filsuf. Awalnya aristiteles hanya mencakup tiga hukum saja lalu di perbarui oleh Leibnizz. Kembali lagi dengan saya untuk membahas Logika. Seri Logika part dua ini kurang lebih akan membahas hukum dasar logika yang terdapat empat macam yaitu: prinsip identitas, prinsip kontradiksi, prinsip tiada jalan tengah, dan prinsip cukup alasan. Yang terakhir (prinsip cukup alasan) adalah pembaruan hukum dasar logika oleh Leibnizz seorang filsuf. Awalnya aristoteles hanya mencakup tiga hukum saja lalu di perbarui oleh Leibnizz.
Prinsip Identitas (Principium Identitatis/Law of Identity) adalah sebuah pernyataan atau pemaknaan penegasan yang jelas bahwa A adalah A pada sesuatu yang di pertanyakan. Meskipun prinsip ini merupakan hal yang dasar bagi logika tetapi dalam kenyataannya kadang-kadang orang susah memakai prinsip ini. Contoh: misal dalam suatu kasus kamu menjadi guru dan anak mu belajar disekolah yang sama saat kamu mengajar. Saat nilai anak kamu mengalami penurunan disitu prinsip identitas wajib dipakai, di rumah kamu boleh memanjakan anak mu karena kamu menjadi orang tua tetapi ketika di sekolah tentu kamu wajib tegas karena kamu sebagai guru. Maka akan muncul sebuah pertanyaan saat kamu menilai ujian semester anak mu "jika saya orang tua saya kecewa nilai anak saya jelek, tapi disini saya juga sebagai guru harus adil walaupun terhadap anak". Jadi intinya kamu harus tegas disekolah menjadi guru jangan memanjakan anak.

Prinsip Kontradiksi (Principum Contradictionis/Law of Contradiction) adalah sebuah pernyataan atau pemaknaan penegasaan yang jelas bahwa B bukanlah A pada sesuatu yang di pertanyakan. Prinsip ini juga merupakan bagian dasar logika identitas yang kadang kadang orang susah memakai prinsip kontradiksi. Contoh: seperti permisalan yang sebelumnya kamu yang sebagai guru harus bisa membedakan bawah kamu disekolah bukan lah orang tua tapi kamu disitu sebagai guru. Ini juga sering terjadi pada kasus nepotisme di politik dalam kasus ini para pejabat tidak bisa berpikir bahwa kepentingan pejabat bukanlah berdasarkan kenalan dekat tetapi berdasarkan kepentingan rakyat

Prinsip Tiada Jalan Tengah (Principum Exclusi Tertii/Law of Exluded Middle) adalah sebuah larangan yang tegas saat kamu memilih atau memaknai diri sendiri menjadi tidak jelas bahwa kamu tidak memilih A dan B pada sesuatu yang dipertanyakan. Ingat prinsip ini sering di salah pahamkan ketika kamu tidak memilih A dan B tapi kamu memilih C itu bukan merupakan ketidak jelasan tetapi kamu membuat pilihan baru. Contoh: ketika kamu ditanya "kamu mau masuk surga apa neraka?" lalu kamu bingung karena jawaban kamu tidak mencontohkan perilaku kamu "Hmm…. Sebenarnya aku mau masuk surga tapi ga mau deh karena aku sadar diri dengan perilaku ku, masuk neraka juga gapapa eh tapi gamau juga deh kan neraka di siksa" pernyataan ini menjadi tidak jelas sebenarnya kamu mau masuk mana, kecuali kamu mau masuk isekai (setelah meninggal hidup di dunia baru) nah itu kamu jelas karena kamu membuat pilihan baru yaitu isekai.

Prinsip Cukup Alasan (Principium Rationis Suffcientis/Law of Suffcinet Reason) adalah sebuah alasan yang tegas saat bahwa kamu mimilih ini karena apa? Pada sesuatu yang di pertanyakan. Menurut Leibnizz Kamu tidak lah cukup hanya memakai tiga prinsip yang sudah dibahas agar logika kamu menjadi jelas maka harus ada alasan kenapa kamu memilih, berbeda, dan tegas memilih salah satunya. Contoh; seperti permisalan yang pejabat public tadi, alasan kamu lebih memilih kepentingan rakyat itu kenapa? Dan alasan ini harus lah jelas dan cukup agar mudah di pahami orang lain. Saya pun juga berpikir agak janggal jika tidak memakai alasan kenapa saya memilih sesuatu.

Untuk hukum dasar logika sudah selesai dibahas dan untuk pembahasan selanjutnya kurang lebih saya akan membahas definisi dan menyusun argument yang juga merupakan bagian penting dalam logika. Saya mohon share tulisan ini agar saya semanagat untuk terus menulis tentang ilmu-ilmu filsafat.

Part 2
APRIL, 21 / 2020

Text author: Muhamfariz Mukhlistiqomah
Foto oleh : Giammarco Boscaro on Unsplash | AyokSinau.com |
Randy Colas on Unsplash

© All Rights Reserved. Ntertainment & Dzign
e-mail us: ntertainmentdzign@gmail.com | emailbejo20@gmail.com
This site was made on Tilda — a website builder that helps to create a website without any code
Create a website