Logika dalam perspektif filsafat secara epistemologi
Seri Logika adalah pembahasan yang cukup penting sebelum memasuki seri Kesalahan Logika Berpikir dan Logika Definisi. Mungkin yang sudah membaca seri tulisan saya yang pertama (Logika Definisi) akan sedikit bingung kenapa saya tidak membahas Hermeneutika yang sudah saya janjikan. Saya pun menyadari bahwa kita masih belum boleh menyentuh pembahasan Hermeneutika. Setelah saya evaluasi kembali, saya sudah memiliki konsep apa saja yang akan kita bahas di seri selanjutnya. Dari evaluasi saya agar kalian paham alur pembelajaran hasilnya seperti ini: (1). Seri Logika, (2). Kesalahan Logika Berpikir, dan (3). Logika Definisi. Jadi saat seri Logika ini selesai kita akan membahas Kesalahan Logika Berpikir.
Oke saya mulai dari definisi Logika, Logika berasal dari kata yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Setiap manusia pasti diberi kemewahan atau sunnatullah oleh tuhan berupa kemampuan untuk berpikir. Tidak perlu kamu belajar filsafat logika lebih dalam, kamu sebenarnya sudah dapat bermain logika, Cuma akan lebih berguna kalau kamu belajar filsafat logika lebih dalam karena kadang-kadang ada banyak hal di sekeliling kamu peristiwa yang membuat cara berpikir mu menjadi tidak lurus dan tidak tepat, yang dulunya kamu berpikir jernih hanya karena suatu peristiwa yang kamu alami membuat pikiran kamu sekarang menjadi kotor.
Akal itu mudah sekali belok dan mudah sekali dibelokan. Seorang filsuf muslim Persia Imam Al-Ghazali berpikir bahwa indera itu gampang tertipu dan akal itu gampang termanipulasi. Secara natural manusia bisa berlogika tapi kadang-kadang tidak pas dan tidak menyadarinya. Isi kepala manusia dapat dikacaukan secara mudah oleh pengalaman hidup terutama ketika melihat televisi atau media-media lainnya. Yang awalnya kamu berpikir secara masuk akal menjadi tidak masuk akal karena banyak di televisi menayangkan berita yang tidak masuk akal seperti "kuasa tuhan!! rumah ibadah yang diterkena gempa tidak rata dengan tanah" atau "gempa di Indonesia disebabkan oleh banyaknya maksiat"
Logika terdapat dua macam yaitu logika alamiah dan logika ilmiah. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Seperti yang sudah saya tulis tadi bahwa kita tidak perlu belajar ilmu lebih dalam kita sudah dapat memainkan logika. Contoh para pedagang di pasar yang pendidikannya sampai SD pun sangat lihai dalam menghitung dan mengatur uang tetapi saat ditanya memakai ilmu ekonomi seperti yang ada di soal soal anak SMA pasti pedagang itu tidak terlalu mengerti.
Logika ilmiah adalah logika yang menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak dapat mengurangi. Munculnya logika ilmiah ini disebabkan perkembangan dari logika alamiah. Masalah hidup yang semakin kompleks dan rumit membuat semua orang membutuhkan logika ilmiah
Logika yang sederhana saja sudah dapat dibilang susah dan perlu sumber-sumber yang lebih tepat, lengkap, dan terpercaya, kalau tidak kamu akan lebih banyak tertipu. Seseorang yang berpikir alamiah sering atau mudah tertipu dalam melihat sesuatu yang baru sebagai contoh "kuasa tuhan!! rumah ibadah yang diterkena gempa tidak rata dengan tanah" percaya dengan ini memang tidaklah salah tapi menurut saya kurang tepat namun jika kita berpikir ilmiah dalam berita itu mungkin kita bisa mempertanyakan "apakah pondasi yang dipakai oleh rumah ibadah adalah pondasi yang anti gempa?" atau "struktur tanah yang ditempati rumah ibadah itu merupakan struktur yang bagaimana?" yang pada akhirnya logika kita akan lebih mantap jika disuguhi data data atau fakta fakta yang ada.
Mungkin segitu dulu tulisan saya untuk awal pembukaan dari seri Logika. Di part selanjutnya saya akan membahas macam macam logika. Sebagai suatu cara yang dapat memotivasi saya untuk semangat menulis ini dimohon bagikan tulisan saya jika kamu menyukainya.